Beralih ke Microsoft Edge

Sekitar setahun yang lalu, saya sempat menulis mengenai kemungkinan beralih ke peramban Microsoft Edge. Dan bagaimana setelah satu tahun berlalu? Bisa dibilang Microsoft Edge mengalami evolusi yang cukup baik.

Microsoft tampaknya bersungguh-sungguh hendak mengambil pangsa pasar peramban dari Google Chrome. Ada beberapa hal yang Chrome masih lebih unggul dibandingkan Edge, demikian juga sebaliknya.

Nah, ada banyak alasan mengapa tetap menggunakan Chrome, dan ada sejumlah alasan mengapa memilih menggunakan Edge.

Saya akan menuliskan beberapa alasan saya mengapa saya memilih menggunakan Microsoft Edge.

Pertama, Microsoft Edge memiliki bahan baku yang sama dengan Google Chrome, yaitu bersumber dari sumber terbuka Chromium. Saya memiliki sedikit kekhawatiran suatu saat pengembangannya akan terhenti. Hampir sebagian besar peramban saat ini menggunakan bahan baku yang sama, termasuk Opera.

Kedua, saya hendak menghilangkan ketergantungan dengan peramban Opera. Saya masih menggunakan Opera pada iOS dan Android, walau sudah lama tidak menggunakannya pada PC. Peramban Opera memiliki kemampuan penyekat iklan yang bawaan yang baik pada gawai, yang tidak dimiliki Chrome – karena kita tahu Chrome tidak mungkin mematikan salah satu sumber pendapatan terbesar Google, yaitu adsense. Dan Edge pada iOS dan Android menawarkan fitur adblocker ini melalui ABP.

Ketiga, Safari merupakan pembaca situs web yang paling nyaman pada iOS, setidaknya sebelum Edge tiba.

img_0475
Perbandingan suasana baca antara Microsoft Edge (kiri) dan Safari (kanan) pada iPad Mini 5.

Saya lebih menyukai keterbacaan pada Microsoft Egde dibandingkan pada Safari, atau mungkin hanya tampak lebih segar?

Keempat, sebagai pengguna layanan Microsoft, maka integrasi layanan Microsoft sangat terasa pada Edge. Mulai dari penggunaan Microsoft Editor yang lebih baik, hingga dukungan Office Online, dan juga pengelolaan untuk akun keluarga – misalnya pembatasan akses pada anak-anak. Serta Edge, mungkin satu-satunya peramban yang memiliki fitur prediksi teks yang nyaman dipandang. Sharepoint juga bisa ditelusuri dengan mudah bagi yang menggunakan fitur  gembok “Work” pada Edge, misalnya apa saja yang diunggah di Sharepoint kampus atau kantor oleh sejawat?

Anotasi 2020-06-04 195026
Sebuah contoh hasil telusuran memanfaatkan Bing dan Sharepoint dari akun Work/School Office 365 Business.

Saya memerhatikan Edge mungkin lebih hemat dalam hal pemanfaatan RAM dibandingkan Chrome, bisa sekitar 75% dari sepintas yang saya perhatikan. Tapi Edge memanfaatkan.

Karena Microsoft Edge memanfaatkan akselerasi perangkat keras (jika disediakan), maka Microsoft Edge bisa terasa lebih mulus dibandingkan pengalaman menggunakan Chrome. Efek sampingnya, Edge menggunakan CPU lebih banyak dibandingkan Chrome.

Hal yang tidak mengenakkan dari Edge adalah integrasinya dengan Microsoft News. Ada yang mungkin suka dengan fitur ini, tapi saya lebih suka layar awal yang lebih bersih. Sehingga saya mengubah setelannya menjadi lebih bersih dengan menghilangkan Microsoft News. Ikon bilah tugas juga tampak kurang menaik, tapi itu hanya masalah estetika ringan. Lalu masih ada beberapa glitches yang mungkin muncul (walau jarang) saat menggunakan Edge, tapi tidak terlalu mengganggu.

Yang terdapat pada Opera namun tidak terdapat pada Edge adalah VPN bawaan, tapi sekarang banyak fasilitas VPN gratis, misalnya saja Proton VPN – salah satu favorit saya untuk edisi gratisan.

Selebihnya, saya menyukai menggunakan Edge. Semua ekstensi Chrome bisa digunakan pada Edge, dan ini memuaskan.

 

2 tanggapan untuk “Beralih ke Microsoft Edge”

    • Sudah, pernah beberapa bulan pakai, asyik kok pakainya. Kerasa era Opera 12 dulu tapi lebih mantap. Cuma, saya pakemnya ndak ke arah sana. 😁

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.