Asma adalah salah satu penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan sesak napas, batuk, mengi, dan nyeri dada. Asma dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa, dan dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti asap rokok, debu, bulu hewan, udara dingin, infeksi virus, atau paparan zat kimia.
Asma berat adalah kondisi asma yang tidak terkontrol dengan pengobatan standar dan memerlukan dosis obat yang lebih tinggi atau lebih sering. Asma berat dapat menyebabkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari, kualitas hidup, dan bahkan membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan baik.
Menurut data dari Global Initiative for Asthma (GINA) tahun 2020, sekitar 5-10 persen dari penderita asma di dunia termasuk dalam kategori asma berat. Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar 2,4 persen dari total penduduk yang menderita asma, dengan prevalensi tertinggi pada usia 5-14 tahun.
Bagaimana cara mengenali dan mengendalikan asma berat? Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui:
Cara Mengenali Asma Berat
Untuk mengenali asma berat, Anda perlu memperhatikan gejala-gejala yang dialami dan frekuensi penggunaan obat pelega (bronkodilator). Menurut GINA 2020, Anda dapat dikategorikan sebagai penderita asma berat jika dalam empat minggu terakhir Anda mengalami salah satu atau lebih dari kondisi berikut:
- Gejala harian (sesak napas, batuk, mengi) lebih dari dua kali seminggu
- Bangun di malam hari karena gejala lebih dari satu kali seminggu
- Penggunaan obat pelega lebih dari dua kali seminggu
- Aktivitas terganggu karena gejala
- Memerlukan dosis kortikosteroid oral (prednison) lebih dari dua kali dalam setahun
- Memerlukan dosis kortikosteroid inhalasi (budesonid) lebih dari 800 mikrogram per hari atau setara

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter spesialis paru untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes fungsi paru (spirometri), tes alergi kulit (prick test), tes darah (IgE total), dan tes lainnya sesuai kebutuhan.
Cara Mengendalikan Asma Berat
Untuk mengendalikan asma berat, Anda perlu melakukan beberapa hal berikut:
- Mengetahui dan menghindari pemicu asma. Pemicu asma dapat bervariasi pada setiap orang, tetapi umumnya meliputi asap rokok, debu, bulu hewan, udara dingin, infeksi virus, atau paparan zat kimia. Hindari kontak dengan pemicu asma sebisa mungkin dan gunakan masker jika perlu.
- Untuk mengendalikan asma berat adalah menghindari faktor pencetus sebisa mungkin. Anda dapat melakukan hal-hal berikut untuk mencegah paparan terhadap faktor pencetus:
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
- Menggunakan masker atau penutup hidung saat berada di tempat yang berdebu atau berasap
- Menjauhi hewan peliharaan yang memiliki bulu atau rambut
- Mengenakan pakaian hangat saat cuaca dingin
- Menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat
- Menghindari stres dan emosi negatif
- Menggunakan obat asma sesuai anjuran dokter. Obat asma terdiri dari dua jenis utama, yaitu obat pelega (bronkodilator) yang digunakan saat serangan untuk melebarkan saluran napas dan obat pengontrol (antiinflamasi) yang digunakan secara rutin untuk mencegah peradangan dan penyempitan saluran napas. Obat pengontrol biasanya berupa kortikosteroid inhalasi atau kombinasi dengan obat lain, seperti beta-agonis jangka panjang (LABA), antagonis reseptor leukotrien (LTRA), atau antagonis reseptor IgE (omalizumab). Ikuti petunjuk dokter tentang dosis dan cara pakai.
- Langkah keempat untuk mengendalikan asma berat adalah mengatasi serangan akut dengan segera. Jika Anda merasakan gejala asma yang memburuk, seperti sesak napas parah, batuk kering, mengi, atau dada berat, Anda harus segera menggunakan obat penolong sesuai dosis yang dianjurkan dokter.
Jika Anda mengalami keraguan, segera hubungi dokter keluarga Anda atau dokter terdekat. Jika terjadi serangan memberat dan obat di rumah tidak bisa membantu, segera mencari pertolongan ke fasilitas layanan kesehatan terdekat seperti klinik atau rumah sakit.
Tinggalkan Balasan