Saya merupakan pengguna avast!, sebuah perangkat lunak (aplikasi) antimalware/antivirus sejak kurang lebih lima belas tahun. Dan lima belas tahun bukan sebuah periode yang singkat, pengalaman pengguna menjadi sesuatu yang layak mempertimbangkan apakah sebuah produk masih digunakan atau tidak.
Namun, belakangan ini ada bukti bahwa, anak perusahaan avast!, yaitu Jumpshot melakukan pengumpulan data riwayat penelusuran web pengguna dan menjualnya; hal ini membuat marah banyak pengguna avast! Saya pun baru mengetahuinya belakangan ini.
Mari kita melihat lima belas tahun yang lalu, jika Anda juga sudah menggunakan teknologi komputer pada masa itu.
Saat itu, di awal milenium yang baru, virus komputer merupakan momok yang menakutkan. Mereka menghancurkan data dengan cepat. Berkas yang kita susun dengan susah payah berhari-hari atau berminggu-minggu bisa hancur begitu saja dalam sekejap mata. Pada masa itu, cukup sering saya melihat orang membawa komputer mereka untuk diperbaiki atau dibersihkan dari virus komputer.
Pada masa itu, McAffe dan Norton menjadi dua dari raksasa antivirus yang paling banyak digunakan. Dan sampai saat ini pun mereka masih menjadi primadona antivirus premium. Sayangnya, mereka mahal, yang namanya antivirus gratis pada masa itu nyaris tidak terdengar.
Hingga saya menemukan avast!, dan beberapa tahun berselang bergabung dengan forum pengguna mereka sekitar lima belas tahun yang lalu. Avast! merupakan produk antivirus gratis yang memiliki komunitas global ‘terkuat’ pada masa itu. Orang dari pelbagai negara saling berdiskusi mengenai masalah virus dan pengamanan komputer.
Pada awalnya, proteksi inti avast! hanya berkisar pada antimalware atau antivirus murni, sebelum kemudian mengembangkan produknya ke ranah lain karena persaingan industri.
Bayangkan saja, sekarang lini produk avast! terdiri dari antimalware, firewall, sandbox, wifi-inspector, ransomware shield, password manager, data shredder, webcam shield, sensitive data shield, secureline VPN, antitrack, software updater, driver updater, bahkan ada lebih banyak lagi yang saya tidak hapal.
Saya hanya menggunakan avast untuk layanan core protection-nya saja. Tentu saja, saya juga memiliki avast untuk melindungi perangkat ponsel saya.
Lalu, singkat cerita, salah satu dari pengembangan avast! ini ternyata terbukti menjadi penjual data penggunanya.
Saya sendiri tidak terpengaruh oleh kejadian ini, maksudnya adalah saya tidak menggunakan layanan (Jumpshot) dari avast! yang mengumpulkan data pengguna.
Data pengguna adalah sesuatu yang sangat berharga saat ini. Situs apa yang sering kita kunjungi, kita belanja online apa saja, apa yang sedang kita incar di dunia maya. Data ini sangat berguna bagi mereka yang bisa mengolahnya menjadi uang.
Ini tidak hanya terjadi pada kasus ini. Bahkan katanya, WhatsApp pun mengumpulkan data penggunanya untuk membuat Facebook dan Instagram menampilkan iklan yang lebih sesuai dengan karakter pengguna. Sedemikian hingga, saya menghindari menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi masalah sensitif, bisnis, atau yang menyangkut rahasia jabatan.
Saya rasa, tidak avast!, siapa yang berani menjamin bahwa layanan gratis itu tidak mengandung udang di balik batu? Masih menggunakan produk Microsoft, Google dan Facebook berharap privasi kita terjaga? Entahlah, saya tidak terlalu yakin dengan itu.
Tapi beberapa layanan tersebut memang masih kita butuhkan, atau inginkan. Jika ingin privasi terjaga, maka gantilah sistem operasi, bukan Windows, tapi Linux; ganti Gmail dengan Proton Mail atau email dikelola mandiri melalui server sendiri; berhenti dengan jejaring sosial.
Sayangnya, tidak semudah itu Ferguso!
Nah, kembali ke topik awal. Apakah avast! masih layak dipertimbangkan sebagai pilihan antivirus? Jika melihat dari fungsi antivirus-nya, maka saya katakan “ya”.
Avast bersama Avira, AVG, Panda Free AV, Sophos Home, masih merupakan nama-nama besar yang direkomendasikan untuk antivirus gratis dengan banyak fitur. Tentu-nya saja, Bitdefender dan Kasperksy juga memiliki versi gratis yang bisa dijadikan pertimbangan.
Ada banyak produk keamanan, tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Bahkan Windows Defender sendiri cukup bagus, temani saja dengan Malwarebytes atau Immunet.
Hanya, perlu diingat, tingkat perlindungi harus dibarengi dengan tingkat keperluan. Ancaman virus komputer saat ini bukan yang paling mencemaskan, kejahatan siber membuat ancaman dunia teknologi informasi menjadi beragam. Kenali apa saja aktivitas siber anda, kenali potensi ancaman yang muncul terkait aktivitas tersebut, dan pelajari serta terapkan solusi yang paling tepat bagi Anda.
Keamanan menggunakan teknologi sesungguhnya ‘tailor-made’, dipaskan dengan pengguna itu sendiri. Saya sendiri masih menggunakan avast! antivirus, tapi tidak semua mode keamanan saya serahkan pada avast!
Tinggalkan Balasan