Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang terlalu tinggi akibat gangguan produksi atau kerja hormon insulin. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk membantu sel-sel tubuh menyerap gula darah sebagai sumber energi. Jika insulin tidak cukup atau tidak bekerja dengan baik, gula darah akan menumpuk di dalam darah dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, prevalensi diabetes melitus di Indonesia mencapai 10,9% dari total penduduk usia 15 tahun ke atas. Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka menderita diabetes melitus karena gejala awalnya seringkali tidak spesifik atau dianggap sepele. Padahal, semakin cepat diabetes melitus dideteksi dan ditangani, semakin kecil risiko komplikasi yang dapat mengancam jiwa.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda awal diabetes melitus sejak dini. Berikut adalah beberapa gejala umum yang dapat menjadi indikasi adanya diabetes melitus:
- Sering buang air kecil (poliuria). Ini terjadi karena ginjal berusaha untuk membuang kelebihan gula darah melalui urine. Gejala ini biasanya lebih terasa di malam hari dan dapat mengganggu kualitas tidur.
- Sering haus (polidipsia). Ini terjadi karena tubuh kehilangan banyak cairan akibat sering buang air kecil. Tubuh pun membutuhkan asupan cairan yang lebih banyak untuk menggantikan cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi.
- Sering lapar (polifagia). Ini terjadi karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup energi dari gula darah akibat kurangnya atau ketidakmampuan insulin untuk membantu proses penyerapan gula darah oleh sel-sel tubuh. Tubuh pun merasa lapar dan membutuhkan asupan makanan yang lebih banyak.
- Berat badan turun drastis tanpa sebab yang jelas. Ini terjadi karena tubuh menggunakan cadangan lemak dan protein sebagai sumber energi alternatif akibat kurangnya gula darah yang tersedia bagi sel-sel tubuh.
- Kulit kering dan gatal-gatal. Ini terjadi karena kurangnya aliran darah ke kulit akibat peningkatan viskositas darah oleh gula darah yang tinggi. Kulit pun menjadi kering dan mudah iritasi.
- Luka atau infeksi yang sulit sembuh atau sering kambuh. Ini terjadi karena sistem imun tubuh melemah akibat gangguan metabolisme gula darah dan kurangnya aliran darah ke jaringan-jaringan tubuh.
- Gangguan penglihatan seperti kabur, silau, atau berkunang-kunang. Ini terjadi karena adanya kerusakan pada pembuluh darah mata akibat tekanan darah tinggi dan kadar gula darah tinggi.
- Kesemutan atau mati rasa pada tangan atau kaki (neuropati perifer). Ini terjadi karena adanya kerusakan pada saraf perifer akibat tekanan darah tinggi dan kadar gula darah tinggi.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas secara persisten atau berulang-ulang, segera periksakan diri Anda ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah dan diagnosis lebih lanjut tentang kondisi Anda.