Saya masih suka si Pentax Q10

Pada era smartphone, di mana gambar tinggal diambil hanya dengan bidikan di layar ponsel dengan kualitas yang jumawa, maka kamera – terutama kamera saku (pocket camera) sudah mulai ditinggalkan. Kita bisa melihat, hampir tidak ada yang suka membawa kamera saku di sekitar kita saat ini untuk mengambil gambar.

Bahkan saya sendiri lebih sering mengambil gambar dengan ponsel Realme yang saya beli bekas pakai. Mengapa? Karena tujuannya untuk berbagi segera! Entah ke sejawat untuk konsultasi kasus, atau sekadar “pamer” di media sosial.

Tapi jangan salah! Walau smartphone sudah menjadi pengambil gambar utama. Saya masih menggunakan kamera saku. Karena ada beberapa situasi yang tidak bisa dihasilkan oleh kamera ponsel. Saya tidak menggunakan kamera SLR, karena jika saya memerlukan gambar dari kamera SLR – saya lebih memilih memanggil ahli fotografi. Saya bukan ahli, cuma sekadar penghobi, dan fotografi jalanan bisa membantu saya mengurangi kadar stres.

Di rumah kami ada dua kamera saku. Pertama adalah Pentax Q10 yang dirilis tahun 2012 yang kami beli lama sekali, dan Sony RX100 VII yang rilis beberapa tahun yang lalu yang saya dapatkan dari Pak Tony karena beliau tidak lagi menggunakan kamera ini.

Nah, yang sering saya pakai adalah si Pentax Q10 ini – mungkin karena umurnya lebih tua, dan tangan saya lebih terbiasa dengan bodinya.

Jangan bayangkan kamera ini canggih banget. Karena bahkan ponsel pintar murah saat ini bisa jadi punya lebih banyak fitur dibandingkan kamera yang berusia nyaris satu dasawarsa ini. Beda dengan kamera saku yang satunya, tidak akan kalah dengan kamera ponsel pintar mana pun saat ini.

Mengapa saya suka si Pentax Q10?

Bisa dibilang Q10 adalah kamera mirrorless pertama saya. Dan Pentax sejak tahun lalu telah mengumumkan tidak lagi memproduksi kamera mirroless dan akan fokus ke SLR, jadi ini akan menjadi seperti kenangan.

Q10 yang kami miliki hanya memiliki satu tipe lensa , yaitu Q-mount 02 standard zoom, yang dibawa saat membeli kamera ini. Saya tidak memiliki dana tambahan saat itu untuk mendapatkan set lensa lainnya.

Awalnya saya tidak suka kamera ini ketika pertama kali saya pegang. Karena kamera sebelumnya yang saya gunakan adalah Canon Powershot SX30 IS memberikan kesan yang jauh berbeda. Tentu saja kamera digital versus mirroless compact memberikan kesan yang berbeda.

Tapi, Q10 membawa saya ke dalam sebuah dimensi fotografi yang baru, yang lebih spontan dan lebih intuitif. Banyak yang bilang bahwa ini disebut sebagai fotografi jalanan. Dan ini menyenangkan, walau saya tidak pernah tahu apakah foto yang saya hasilkan termasuk baik atau tidak.

A cycle and a old shed

Gambar di atas saya ambil pagi ini, ketika berjalan-jalan untuk menyaksikan matahari terbit.

Pengambilan gambar bersifat spontan. Saya mengambil belasan gambar hitam-putih dengan Q10, sebagian besar berbayang, karena tangan saya sering tidak stabil ketika mengambil gambar spontan. Beberapa saya bisa merasa cukup puas, dan mungkin hanya satu yang menurut saya cukup bagus seperti gambar di atas.

Hal ini tentu saya sadari, karena kelemahan Pentax Q10 adalah selalu memerlukan pencahayaan yang cukup untuk menjaga kontras.

Berjalan beberapa kilometer dengan ribuan langkah, mengambil banyak gambar namun hanya satu yang memuaskan, mengapa tidak? Kamera yang layar LCD-nya sudah dihinggapi beberapa garis dan mengelap di sisi-sisinya masih bisa memberikan sesuatu yang memuaskan bukan?

Seperti berjalan menuju pesta, menemukan banyak lawan jenis yang memikat namun hanya satu yang pas di hati, bukankah kehidupan seperti itu?

Pentax juga cukup keren, walau tidak sekeren Leica, tapi setidaknya saya punya genggaman di luar arus utama seperti Canon, Nikon, Lumix/Panasonic, dan Sony.

Bagaimana dengan Anda sendiri? Masih ada yang suka mengambil gambar/foto kamera saku?

3 tanggapan untuk “Saya masih suka si Pentax Q10”

  1. kalo saya sih pake kamera ponsel, menurut saya mengambil gambar lebih efisien jika pakai ponsel, karena hampir setiap hari saya bawa, dan saya simpan di saku, lagian hasil jepretan dari kamera ponsel ga jelek-jelek banget 😀

    Suka

    • Saya juga setuju, ponsel sudah bisa menggeser posisi kamera saku sebagai alat pengambil gambar/foto yang populer di kalangan masyarakat kita. Ini mungkin bisa dimaknai bahwa masyarakat kita puas dengan gambar dan kemudahan yang diberikan ponsel dibandingkan kamera saku. 😊

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.